Sabtu, 29 September 2012
Rabu, 12 September 2012
SENI TEATER
Seni Teater
1.
Pengertian Seni Teater.
a.
Teater (bahasa
Inggris: theater
atau theatre, bahasa Perancis théâtre berasal dari kata theatron
(θέατρον) dari bahasa Yunani, yang berarti "tempat untuk
menonton").
b.
Dalam
arti luas Teater adalah kisah hidup dah kehidupan manusia yang
dipertunjukan di depan orang banyak.
c.
Dalam
arti sempit Teater adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang
diceritakan dalam pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media, gerak,
percakapan dan laku, dengan atau tanpa dekor (layer); Didasarkan pada naskah
yang tertulis (hasil seni sastra) dengan atau tanpa musik.
d.
Cabang
dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran
di depan penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak
tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain.
e.
Bernard
Beckerman, kepala departemen drama di Universitas Hofstra, New York, dalam
bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater sebagai "yang
terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi dalam suatu waktu/atau
ruang, menghadirkan diri mereka pada orang lain."
f.
Teater adalah proses pemilihan teks atau naskah
(kalau ada) , penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses
pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar,
penonton, pengamat, kritikus atau peneliti).
g.
Teater
adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujutkan dalam
suatu karya seni suara, bunyi dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan
kehidupan manusia.
2.
Jenis-Jenis Teater
a.
Berdasarkan keberasalannya, teater dibedakan atas
dua :
-
Teater Tradisional
adalah
bentuk pertunjukan yang pesertanya dari daerah setempat karena terkondisi
dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur geografis masing-masing
daerah. Contoh : Ketoprak dari Yogyakarta, Ludruk
dari Surabaya, Wayang
Orang dari Jawa Tengah/Yogyakarta, Lenong dan Topeng Blantik dari
Betawi
-
Teater Modern
Teater Modern adalah cerita yang bahannya dari
kejadian-kejadian sehari-hari, atau karya sastra. Contoh Teater Modern : Drama,
teater, sinetron, film.
b.
Teater
bisa juga berbentuk: ketoprak, ludruk, sandiwara (radio, televisi),opera, ballet, mime, kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, Kunqu, mummers play, improviasi performance, serta pantomim.
3.
Unsur-Unsur Yang Terkandung
Dalam Jenis-Jenis Teater
a. Naskah/Skenenario
Naskah/Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan diaolog yang
duicapkan.
b. Pemain/Pemeran/Tokoh
Pemain
merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu pada film/sinetron biasa
disebut aktris/aktor.
Macam-macam
peran:
-
Peran Utama,
yaitu peran yang menjadi pusat perhatian penonton dalam suatu kisah.
-
Peran Pembantu, yaitu peran yang tidak menjadi pusat perhatian.
-
Peran Tambahan/Figuran, yaitu peran yang diciptakan untuk memperkuat gambar suasana
c. Sutradara
Sutradara
merupakan orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau
pementasan teater/drama/film/sinetron.
d. Properti
Properti
merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan drama atau film.
Contohnya : kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain-lain
e. Penataan
Seluruh
pekerja yang terkait dengan pendukung pementasan teater, antara lain:
-
Tata Rias adalah
cara mendadndani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih meyakinkan
-
Tata Busana adalah pengaturan pakaina pemain agar
mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya : pakaian sekolah lain
dengan pakaian harian
-
Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung
-
Tata Suara pengaturan pengeras suara
f. Penonton
Penonton
adalah undur dalam pementasan drama/teater/sandiwara atau film karena sebagai
saksi dari hasil akhir kerabat kerja. Penonton sebagai evaluator yang
mengapresiasi dan menilai hasil karya seni yang dipentaskan. Bentuk karya seni
akan sia-sia jika tidak memiliki penikmat karya. Pada setiap pementasan seni pasti ada penonton. Penonton menonton untuk menghibur hatinya
dan bagi senimannya bisa sebagai evaluator
dari karyanya.
4.
Perbedaan Drama, Teater, dan Puisi
a.
Drama berasal dari bahasa Yunani ”draomai” yang
artinya berbuat, bertindak; Teater berasal dari kata Yunani juga ”theatron”
artinya tempat pertunjukan. Kata teater sendiri mengacu kepada sejumlah hal
yaitu: drama, gedung pertunjukan, panggung pertunjukan, kelompok pemain drama,
dan segala pertunjukan yang dipertontonkan. Sedangkan puisi adalah ragam karya
sastra yang merupakan peristiwa kebahasaan yang tersaring dengan
semurni-murninya untuk mengekspresikan kepribadian dalam suatu bentuk yang
tepat dan selaras dengan watak yang diungkapkannya.
b.
Meski demikian secara sederhana, seperti yang
dikemukakan oleh Jakob Soemardjo, drama dibedakan menjadi dua, yang pertama
drama naskah dan yang kedua drama pentas. Istilah yang kedua inilah, yakni
drama pentas, disamakan dengan teater. Karya sastra yang berupa dialog-dialog
dan memungkinkan untuk dipertunjukan sebagai tontonan disebut dengan drama,
sedangkan karya seni berupa pertunjukan yang elemen-elemennya terdiri atas seni
gerak, musik, dekorasi, make up, costum, dan lainnya disebut teater.
c.
Drama termasuk seni sastra. Teater adalah seni pertunjukan.
Puisi termasuk ragam karya sastra.
5.
Keunikan
dari Jenis-Jenis Teater
-Keunikan Teater Tradisional :
1. Pementasan panggung
terbuka (lapangan, halaman rumah),
2. Pementasan sederhana,
3. Ceritanya turun
temurun.
-Keunikan Teater Modern :
1. Panggungnya tertata
2. Ada pengaturan jalan cerita
3. Tempat panggung tertutup
Sabtu, 08 September 2012
Pendidkan Berbasis Teknologi Informasi
Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi
Pendahuluan
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi telahberjalan dengan sangat pesat. Berbagai
kemudahan memperoleh informasi dari berbagai penjuru dunia dalam hitungan
detik, yang pada “zaman batu“ dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin, kini
telah menjadi kenyataan.
Dengan teknologi yang luas ini
hanyalah sebuah desa yang global yang kecil, through ICT this big world is
only a global little village. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, sudah
saatnya kita memanfaatkan teknologi informasi tersebut. Teknologi informasi
akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan
dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah.
Dalam pemanfaatan teknologi
informasi diharapkan tingkat daya pikir serta kreativitas gurudan siswa serta
masyarakat dapat berkembang dengan pesat. Seorang guru akan denganmudah mencari
bahan-bahan ajar yang sesuai dengan bidangnya, seorang siswa dapat mendalami
ilmu yang didapatkan dengan didukung kemampuan untuk mencari informasi tambahan
di luar yang diajarkan oleh guru.
Informasi yang didapat bisa
diperoleh dari perpustakaan sekolah. Salah satu fungsi dari perpustakaan
sekolah adalah mengembangkan pendidikan, yakni memberikan kepada pengguna untuk
dapat memanfaatkan seluruh informasi yang disajikan oleh perpustakaan
(Karmidi,1999:50).
Untuk memenuhi kebutuhan
penggunanya, perpustakaan harus menyediakan berbagai informasi dan berusaha
mempertemukan antara pengguna dengan informasi yang disediakan. Perpustakaan diharapkan
mampu mengikuti tuntutan dan perkembangan informasi yang ada, tampil penuh
percaya diri, dan memfungsikan dirinya sebagai penyaji informasi yang andal.
Fungsi, peran, dan usaha
perpustakaan hingga kini tampaknya belum dapat diraih dan terpenuhi sebagaimana
mestinya. Hal itu dapat ditunjukkan dengan masih saja ada keluhan para pengguna
perpustakaan, yang masih kecewa karena pelayanan yang tidak memuaskan, lantaran
informasi yang dibutuhkan tidak tersedia di perpustakaan.
Perpustakaan yang dikatakan sebagai
jantungnya dunia pendidikan masih sakit dan belum kunjung sembuh. Sekilas
Kegiatan Pelayanan Perpustakaan Sekolah Kegiatan pelayanan perpustakaan dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia layanan dan dari sisi pemakai
layanan. Dari sisi penyedia layanan, kegiatan pelayanan perpustakaan meliputi:
- Pengadaan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian/pengumpulan.
- Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label, dan katalogosasi.
- Pemberian layanan: antara lain, penempatan pustaka di rak, pengeluaran pustaka untuk dipinjamkan (sirkulasi), dan seringkali pula: mencarikan pustaka atas permintaan pengguna layanan.
- Pemeliharaan pustaka: perbaikan dari kerusakan, pemeliharaan agar tidak rusak, penyimpanan dalam media lain (misal: dari buku ke CD-ROM).
Selain itu, penyedia layanan juga
menyediakan ruang beserta sarana-prasarana yang diperlukan untuk kegiatan
penggunaan layanan perpustakaan. Dari sisi pengguna layanan, terdapat beberapa
kegiatan sebagai berikut:
- Mencari pustaka: mencari dari katalog, menelusuri rak-rak buku.
- Membaca/memanfaatkan pustaka (di ruang perpustakaan)
- Meminjamkan pustaka (untuk dibawa ke luar perpustakaan)
Seringkali pengguna layanan juga
melakukan kegiatan menyalin isi pustaka dengan cara menulis di buku catatannya
atau mengfotokopi isi pustaka. Selain itu, sering pula pengguna layanan meminta
bantuan staf perpustakaan untuk mencari pustaka. Pustaka yang dimaksud di atas
meliputi media cetak (antara lain: buku, majalah, surat kabar), media
elektronis (antara lain: berkas elektronis di disk, CD, internet) dan media
foto/slide.
Perkembangan Sistem Komputer
Perpustakaan Sekolah Dalam laporannya pada tahun 1972, Line mengemukakan dua
alasan yang berkaitan dengan pengembangan system computer di perpustakaan,
yaitu penyediaan jasa dengan biaya yang murah dan perolehan keuntungan dengan
pengeluaran yang minimal.
Pengembangan system tersebut
memungkinkan penyediaan akses pada online catalog di perpustakaan dan
penelusuran yang luas pada literatur-literatur tertentu yang sudah tersimpan
dalam CD-ROM serta kemampuan untuk pembuatan informasi manajemen. Pengembangan
system computer adalah untuk menyediakan suatu system standar yang bisa dipakai
bersama di antara perpustakaan yang bekerja sama.
Alasan lain adalah dengan system
berbasis computer, tugas-tugas yang diemban oleh perpustakaan dapat
diselesaikan secara lebih akurat, cepat, dan terkontrol. Seperti dijelaskan di
atas, teknologi informasi merupakan gabungan antara teknologi komputer dan
teknologi komunikasi data.
Teknologi komputer, secara umum,
dapat dikatakan terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Perangkat keras terdiri dari:
- Peralatan pemasukan data (input): antara lain, keyboard, bar code scanner
- Peralatan pengolahan data (processor): CPU (Central Processing Unit)
- Peralatan penampilan keluaran data (output): layar/monitor, pencetak/printer
- Penyimpanan data (storage): disket, hardisk, CD.
Kemajuan teknologi perangkat keras
cenderung menuju pengecilan ukuran perangkat keras, tetapi dibarengi oleh peningkatan
kecepatan pengolahan dan penampilan data serta pelipatgandaan kapasitas
penyimpanan. Selain itu, harga semakin relatif lebih murah.
Untuk mengendalikan perangkat keras
diperlukan perangkat lunak. Secara umum, perangkat lunak dapat dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu yang pertama: kelompok aplikasi umum, dan yang kedua:
aplikasi khusus. Aplikasi umum digunakan oleh “semua” kegiatan, antara lain
meliputi:
- Perangkat lunak pengolah kata (word processor): untuk menyusun dokumen tertulis/naratif.
- Perangkat lunak pengolah angka (spreadsheet): untuk melakukan perhitungan dan membuat grafik dari hitungan.
- Perangkat lunak pengolah data (database): untuk melakukan pemasukan, pengolahan, pengorganisasian, penyimpanan dan pengambilan kembali data, secara cepat dan akurat.
- Perangkat lunak pengolah gambar: untuk membuat gambar dan mengolah foto menjadi gambar elektronis yang mudah diubah-ubah.
- Perangkat lunak presentasi multimedia.
Selain aplikasi yang umum, banyak
terdapat pula aplikasi yang khusus dibuat untuk kegiatan tertentu, misal:
perangkat lunak sirkulasi pustaka. Data kepustakaan pada saat ini dapat diakses
dari jarak jauh lewat kabel atau udarra (gelombang radio) dengan memanfaatkan
teknologi komunikasi.
Dengan berbekal komputer dan modem
serta sambungan telpon, seseorang dapat menelusuri kepustakaan besar di dunia
dari jarak jauh (dengan fasilitas internet). Akses dengan teknologi komunikasi
semakin cepat dan berkapasitas semakin besar yang memungkinkan pengiriman
gambar secara multi media dan interaktif.
Perkembangan Teknologi Perpustakaan
Sekolah di Indonesia
Dalam konteksi Indonesia, teknologi
informasi baru mulai berkembang satu setengah dasawarsa terakhir, sedangkan
pada perpustakaan baru terlihat secara signifikan pada paro terakhir tahun
1990-an. Pada pertengahan tahun 1990-an jumlah perpustakaan yang memanfaatkan
untuk pembuatan catalog tercetak juga masih sangat sedikit. Hal yang sangat
menggembirakan adalah respons teknologi yang dikembangkan oleh perpustakaan IPB
Bogor. Ia mengembangkan perangkat lunak CDS/ISIS dengan berbagai proses
modifikasi yang selanjutnya mengadakan kerjasama pemasangan system perangkat
lunak tersebut.
Era tahun 2002-an, perkembangan dan
kemajuan teknologi yang pesat menantang pustakawan dan staf perpustakaan
ataupun pusat-pusat informasi untuk berbenah diri. Karena tanpa respons yang
positif terhadap teknologi, mereka akan ditinggalkan oleh pemakai dan tergilas
oleh derasnya informasi.
Sebagian besar perpustakaan, baik
perpustakaan umum, sekolah, perguruan tinggi, dan perpustakaan khusus telah
membuka jaringan internet yang memungkinkan akses ke seluruh dunia dan
melakukan diskusi ataupun seminar jarak jauh. Hal ini juga terkait dengan
banyaknya perpustakaan sekolah pada era teknologi ini memanfaatkan beberapa
perangkat lunak yang ada digunakan untuk system pelayanan. Sistem pelayanan
yang cepat, mudah dan akurat dapat membantu para pemakai.
Pelayanan Perpustakaan didukung
Kemajuan Teknologi Informasi Perkembangan teknologi saat ini sangat besar
pengaruhya terhadap individu maupun organisasi dalam mengakses informasi.
Fasilitas jaringan (network) nasional dan internasional berkembang
dengan pesat. Information superhighway yang dibangun di seluruh dunia
dapat menghubungkan pemakai pada layanan informasi digital melalui jaringan
telekomunikasi global. Hal itu berimbas pada cakupan kerja perpustakaan. Ragam
akses ke layanan perpustakaan tidak lagi dibatasi oleh jarak dan memungkinkan
untuk banyak orang.
Seperti dijelaskan dimuka, kegiatan
pelayanan perpustakaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi penyedia
layanan dan dari sisi pemakai layanan. Pada kedua sisi dibahas pemanfaatan
teknologi informasi untuk mendukung tiap kegiatan. Dari sisi penyedia layanan,
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pelayanan
perpustakaan meliputi:
- Pengadaan bahan pustaka: pembelian, pelangganan, pencarian / pengumpulan. Pencarian informasi pustaka yang dijual oleh penerbit di dunia dapat dilakukan lewat akses internet; demikian juga, pemesanan maupun pembelian/pembayarannya dapat dilakukan lewat internet.
- Penyiapan pustaka: antara lain, pemberian label dan katalogisasi. Penyiapan pustaka dapat lebih lancar dan terintegrasi dengan memanfaatkan perangkat lunak umum (olah kata dan olah angka) maupun dengan perangkat lunak yang khusus dibuat untuk mendukung pengolahan pustaka.
- Pemberian layanan. Pemberial layanan sirkulasi dan pencarian pustaka dapat didukung oleh suatu sistem informasi yang khusus dibuat untuk itu.
- Pemeliharaan pustaka. Penyimpanan pustaka dari bentuk buku ke dalam media berupa CD dapat dilakukan dengan teknologi komputer.
Dalam era informasi, perpustakaan
perlu mempunyai ruang-ruang komputer yang dilengkapi dengan jaringan komunikasi
data (LAN dan akses internet) serta CD-ROM berisi informasi pustaka. Dari sisi
pengguna layanan, kemajuan teknologi informasi perlu dimanfaatkan untuk
mendukung beberapa kegiatan sebagai berikut:
- Pencarian pustaka lewat katalog dapat dilakukan dengan bantuan suatu sistem informasi perpustakaan.
- Pembacaan/pemanfaatan pustaka (di ruang perpustakaan) tidak hanya dilakukan terhadap media cetak tetapi juga terhadap media elektronis (CD-ROM), disket, hardisk) dengan bantuan sistem komputer dan teknologi komunikasi data. Dengan memanfaatkan akses jarak jauh (LAN, WAN, Internet), pengguna layanan perpustakaan tidak harus berada dibangunan perpustakaan, tapi dapat berada dimanapun untuk membaca/memanfaatkan layanan perpustakaan (situasi ini biasa disebut sebagai virtual library- lihat Smith dkk, 1995).
- Peminjaman pustaka di era informasi tidak lagi dibatasi oleh koleksi perpustakaan setempat, tapi mendunia (karena pustaka berupa berkas elektronis). Situasi seperti ini disebut sebagai library without walls. Untuk menyalin isi pustaka elektronis (CD-ROM, berkas internet) dapat dilakukan dengan mengkopinya ke disket milik pengguna.
Penutup
Aplikasi Teknologi Informasi Sistem Perpustakaan Sekolah di masa depan Kemajuan teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam layanan perpustakaan untuk lebih memperlancar, mempercepat dan mempernyaman layanan. Dengan teknologi informasi, semua koleksi pustaka di beberapa perpustakaan yang berjauhan dapat diintegrasikan sehingga mempermudah pencarian pustaka oleh pengguna dari manapun.
Aplikasi Teknologi Informasi Sistem Perpustakaan Sekolah di masa depan Kemajuan teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam layanan perpustakaan untuk lebih memperlancar, mempercepat dan mempernyaman layanan. Dengan teknologi informasi, semua koleksi pustaka di beberapa perpustakaan yang berjauhan dapat diintegrasikan sehingga mempermudah pencarian pustaka oleh pengguna dari manapun.
Selain keuntungan dari teknologi
informasi di atas, beberapa hal masih perlu mendapat perhatian, antara lain:
- Keterbatasan ketersediaan data untuk pengadaan perangkat teknologi informasi;
- Kebiasaan membaca di kalangan kita yang belum tinggi;
- Keterbatasan dana
Perkembangan teknologi juga membantu
untuk pengembangan perpustakaan sekolah karena pertumbuhan era informasi maka
perpustakaan sekolah dapat mengenal lebih pentingnya teknologidan tidak
ketinggalan jauh dengan perpustakaan lainnya. Perpustakaan sekolah dapat
membantu anak dalam mengembangakan ilmu dan pengetahuan.
Langganan:
Postingan (Atom)